Kepsek SD Berkubang Skandal, Disdikbud Merangin Membisu


Merangin - Skandal Kepala Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi inisial D yang mencakup asusila, narkoba, pungli, dan dugaan korupsi dana BOS, bukan lagi sekadar aib personal. Diamnya Dinas Pendidikan Kabupaten Merangin menjadikan kasus ini aib kelembagaan.

Konfirmasi resmi yang dilayangkan redaksi FBI (frontbiroinvestigasi.com) kepada Kabid Pembinaan SD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Merangin, untuk meminta penjelasan atas sederet dugaan pelanggaran berat, tak pernah dijawab. Satu kata pun tak keluar. Seolah, tak ada kewajiban moral bagi pejabat publik untuk bicara ketika pendidikan di wilayahnya sedang dibakar hidup-hidup oleh oknum.

Skandal ini bukan rumor. Data penggunaan dana BOS dari tahun 2021 hingga 2024 menunjukkan lonjakan mencurigakan ditengah fasilitas sekolah yang dinilai tidak layak dan kegiatan siswa nyaris nihil.

Ditambah lagi, pungutan berkedok “uang komite sukarela” yang nyatanya wajib, memeras wali murid selama lebih dari lima tahun. Ratusan juta rupiah menguap entah kemana, sementara murid tetap belajar di ruang kelas yang tak layak.

Bungkamnya pihak Disdikbud Kabupaten Merangin justru mengirim pesan berbahaya, pelanggaran berat bisa didiamkan asal pelaku adalah orang dalam sistem. Ini bukan sekadar lalai. Ini tanda bahwa pengawasan di Disdikbud Kabupaten Merangin nyaris mati total.

“Jika mereka tidak berani bersuara dan bertindak, sama saja mereka memberi restu. Pendidikan di Merangin sedang dibunuh dari dalam, pelakunya bukan orang luar, tapi mereka yang seharusnya melindungi,” ujar seorang aktivis pendidikan yang juga Ketua Umum LSM Gebrakan Aktivis Independen (Gaven), Muhamad Aap, dengan nada geram, Kamis (14/08/2025).

Publik kini tak hanya menuntut kepala sekolah D diusut. Mereka juga menuntut pembersihan internal Disdikbud Kabupaten Merangin yang dianggap ikut membiarkan pembusukan ini berlangsung bertahun-tahun.

Pendidikan bukan sekadar kurikulum dan rapor. Pendidikan adalah masa depan. Dan di Merangin, masa depan itu sedang dipreteli di depan mata, dengan dinasnya sendiri sebagai penonton bisu.

(Red.)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama