Oleh : Pauzan Hakim, S.Ag
Musi Rawas-Tokoh filsuf fenomenal Rocky Gerung pernah mengatakan dalam sebuah acara rakyat bersuara yang dipandu Aiman, dimana setelah tanggal 17 Agustus 2025 nanti akan ada peristiwa yang menggemparkan (radikal break). Yang satu diantaranya tentang peristiwa demo hari ini. Itu berarti apa yang diperkirakan oleh Rocky Gerung itu benar-benar terjadi.
Tulisan singkat ini mencoba mengungkapkan apa sebenarnya yang menjadi penyebab dari kekecauan serta kekisruhan di negeri ini, termasuk aksi demonstrasi maha siswa dan buruh saat ini. Siapa yang mengorkestrasi drama ini dan apa kepentingan dibalik semua sandiwara ini. Lalu bagaimana pula langkah pemerintahan Prabowo untuk mengatasi permasalahan krusial ini?
Pemicu Demo!
Demo mahasiswa dan buruh serta sejumlah elemen masyarakat Agustus 2025 merupakan akumulasi kekecewaan rakyat atas kepemimpinan pemerintahan Prabowo yang hampir setahun. Namun dari sejumlah program dan kebijakan itu belum ada yang menunjukkan keberpihakan kepada rakyat. Bahkan atas kebijakan tersebut yang dirasakan rakyat justru derita yang berkepanjangan yang kemudian berimplikasi pada munculnya rasa kecewa sehingga menjadi pemicu kemarahan.
Beberapa kebijakan itu dirasakan telah merugikan bahkan menindas, terkhusus bagi rakyat kecil. Mulai dari program makan bergizi gratis, pemangkasan anggaran didaerah, rencana penyitaan lahan tanah yang terlantar, pernyataan konyol menteri Srimulyani yang menyebut bahwa keberadaan guru yang tak perlu, selain membebani negara. Puncaknya isu kenaikan gaji dan tunjangan anggota dewan.
Bukan hanya itu, hukum masih tebang pilih, termasuk kasus-kasus besar yang hingga saat ini masih belum jelas proses perkaranya. Sebut saja kasus nikel, fufufafa, dan isu krusial lainnya, termasuk kasus ijazah palsu yang sampai detik ini belum juga masih juga belum Jelas proses hukumnya. Dan masih ada lagi sejumlah isu krusial lain yang pada intinya dari keseluruhan kebijakan itulah menjadi penyebab sehingga memicu kemarahan publik. Puncaknya terjadi aksi demo hari ini.
Siapa yang bermain?
Sejarah politik kekuasaan mengajarkan, sekuat apapun rezim dimanapun dan kapanpun di dunia, selalu ada potensi kudeta. Mereka sekelompok orang yang dirugikan, terancam kepentingannya, serta tak suka pada orang yang berkuasa. Mereka yang selalu mengincar kekuasaan rezim dengan legal atau ilegal. Lalu dengan berbagai cara melakukan upaya makar.
Terhadap aksi ini, beberapa pengamat, tokoh politik dan netizen berpendapat, Prabowo diduga telah masuk pada jebakan geng solo. Ada upaya dugaan makar untuk menggulingkan Pemerintahan. Ini adalah sekenario 98 yang akan dimodifikasi. Modus yang mereka lakukan dengan melakukan propaganda. Melalui tangan-tangan tak terlihat (invesible hand) mereka melakukan provokasi dengan melibatkan para pihak. Disana ada penyandang dana, pelaku dan petugas keamanan.
Karena ini agenda besar, mereka telah menyiapkan beberapa sekenario diantaranya uang yang jumlahnya sangat besar. Lalu, dengan dana besar ini mereka menyewa orang-orang pilihan dan terlatih. Berapapun yang diminta, asal mengikuti kemauan mereka, semua akan dipenuhi. Karena itu jumlah mereka banyak. Mereka bekerja sangat terukur. Dan mereka adalah orang-orang pilihan yang terdiri dari sejumlah elemen, kelompok atau lembaga. Mereka ada yang berasal dari media tv, youtouber, atau kelompok masyarakat, bahkan pengamat.
Adapun sasaran dan tujuan mereka hanya dua, yaitu Presiden Prabowo, kedua, anggota dewan (DPR). Melalui orang-orang pilihan itu, mereka sangat profesional dan terukur. Cara kerjanya, mereka melakukan politik propaganda agar bangsa ini terbelah sehingga terjadilah kekacauan disegala lini. Mereka ini selama kepemimpinan Prabowo telah mempengaruhi hampir disejumlah kebijakan Prabowo yang tak satupun berpihak pada kepentingan rakyat kecil selain kepentingan kelompok elit mereka. Puncaknya mereka mempengaruhi para demonstran agar membuat kerusuhan.
Lalu, mereka juga menginginkan, aksi para demonstran tersebut meluas dan berlanjut beberapa hari kedepan. Dengan begitu posisi Prabowo akan terancam, tidak tertutup kemungkinan masa binaan itu (invesible hand) melakukan kerusuhan yang lebih brutal, sehingga terkesan mencekam dan menakutkan. Tujuannya tidak lain untuk menghilangkan kepercayaan masyarakat terhadap presiden Prabowa agar didesak mundur, digantikan Gibran."!
Sebuah fakta, kehadiran pasukan tempur (Kostrad) yang memberi pengarahan kepada peserta demonstran yang seharusnya tidak dilakukan, karena merupakan bagian dari hak superioritas kepolisian. Ini sangat berbahaya, karena rentan terjadinya perlawanan dari peserta demonstran. Dan itu terjadi karena polisi telah memberi ruang kepada TNI, untuk masuk ke terlalu dalam ke Medan aksi yang tak lazim dilakukan.
Jadi dari seluruh rangkaian skenario ini, membuktikan adanya kesan kuat bahwa aksi demonstrasi tersebut diduga direkayasa. Ada kekuatan besar yang mengendalikan. Kita sebut dua pihak yakni pelaku dan pengaman dikendalikan satu pihak.
Terbukti sejumlah aksi pembakaran, pengrusakan dan penjarahan di jakarta hingga meluas diberbagai kota wilayah Indonesia ini, sepertinya memang dilakukan sesuai rencana, maksud, atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya, bukan secara kebetulan atau spontan (By design. Siapa mereka? Diduga kuat mereka adalah orang-orang dekat Jokowi atau dikenal dengan istilah geng Solo.
Sasaran berikutnya adalah anggota dewan perwakilan rakyat. Tujuannya tidak lain agar permasalahan hukum jokowi selama menjabat Presiden tidak diungkap. Disisi lain untuk menyelamatkan posisi anaknya, Gibran dari upaya pemakzulan sebagai wakil presiden.
Apa yang harus dilakukan Prabowo?
Dari sejumlah kebijakan dan rentetan peristiwa selama kepemimpinan Prabowo, termasuk aksi demonstrasi saat ini, tidak lebih merupakan skenario politik yang sengaja dirancang untuk menciptakan kerusuhan sekaligus menggoyang legitimasi Presiden Prabowo Subianto. Sekaligus upaya menghindari pemakzulan Gibran Rakabuming Raka sebagai wakil presiden yang juga sampai hari ini gaungnya nyaris tak terdengar.
Menghadapi situasi ini maka Prabowo harus segera mengambil langkah tegas, yang kalau tidak mau dinamakan sebagai Tindakan radikal. Yakni dengan cara memahami akar persoalan secara mendalam dan menyeluruh yaitu membersihkan orang-orang Jokowi dari kabinet Merah putih atau dikenal dengan istilah radikal break (Rocky Gerung). Caranya segera copot Kapolri, Listyo Sigit Prabowo, dan ganti semua para menteri yang terafiliasi dengan Jokowi termasuk Menteri Srimulyani. (* )
Penulis adalah lulusan 1999 Fakultas Ushuluddin UIN Raden Fatah Palembang
Tags:
opini